ISOLASI FUNGI ENDOFIT DARI KULIT BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lamk.) ASAL KABUPATEN JAYAPURA SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA ANTIBAKTERI
DOI:
https://doi.org/10.59638/ajocest.v1i02.814Keywords:
Antibakteri, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pandanus conoideus Lamk.Abstract
Fungi endofit merupakan sekelompok jamur yang sebagian atau seluruh hidupnya berada dalam jaringan tumbuhan hidup dan biasanya tidak merugikan inangnya. Fungi endofit umumnya memproduksi metabolit sekunder yang memiliki aktivitas biologis yang bermanfaat seperti antibiotik, antifungi, antioksidan dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi fungi endofit dari Kulit Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) Asal Kabupaten Jayapura serta menguji aktivitas antibakteri metabolit sekunder isolat fungi endofit yang diperoleh terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Proses isolasi fungi endofit menghasilkan 3 buah isolat yang diberi kode BM-1, BM-2 dan BM-3. Isolat yang paling aktif pada uji antagonis yaitu isolat dengan kode BM-1. Produksi senyawa antibakteri dilakukan melalui proses fermentasi selama 13 hari pada kondisi teragitasi menggunakan medium PDY. Proses fermentasi menghasilkan cairan fermentasi dan misella fungi. Cairan fermentasi diekstraksi 2 kali dengan pelarut etil asetat (1:1 v/v) dalam corong pisah dan misella fungi diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan metanol. Uji aktivitas antibakteri metabolit sekunder isolat BM-1 pada ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 10%, 5% dan 2,5% diperoleh hasil rata-rata diameter zona hambat terhadap Staphylococcus aureus sebesar 23,84 mm; 20,40 mm dan 17,71 mm dan Escherichia coli sebesar 18,95 mm; 13,54 mm dan 11,64 mm. Ekstrak metanol diperoleh hasil rata-rata diameter zona hambat terhadap Staphylococcus aureus sebesar 11,64 mm dan Escherichia coli sebesar 9,03 mm.
References
Asrianto, A.; Sitompul S. L.; Sahli T. I.; Hartati R. (2020). Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Biologi. Universitas Pendidikan Mandalika: Mataram
Barnett, H. L. & Hunter B. B. (1972). Illustrated Genera of Imperfect Fungi (Third Edition).Burgess Publishing Company: Minneapolis
Bourke, R. M. (2005). Indigenous Fruit in Papua New Guinea. Departement of Human Geography. Research School of Pacific and Asian Studies. The Australian National University. Camberra
Brooks, G. F.; Butel S. J.; Morse A. S. (2005). Mikrobiologi Kedokteran. Terjemahan Edi Nugroho dan RF Maulany. Jakarta: EGC
Burhamzah, R.; Gemini A.; Rante H. (2020). Characterization of Antibacterial Producing Endophytic Fungi of Syzygiumpolyanthum Leaves. Infectious Disorders Drug Targets 20(4): 448-454
Burton, G. R. W. & Engelkirk G. P. (2004). Microbiology For The Health Science 7th Edition. Crawfordsville: USA
Strobel, G. & Bryn D. (2003). Bioprospecting for Microbial Endophytes and Their Natural Products.
Davis, W. & Stout T. R. (1971). Disc Plate Methods of Microbiological Antibiotic Assay. J. Microbiology.(4): 659-665
Djamil, R.; Karina D.; Wuri W. (2006). Studi Farmakologi, Penapisan Fitokimia dan Uji Hayati secara BSLT dari Buah merah (Pandanus conoideus Lamk). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 4(2): 55-59
Djide, M. N. & Sartini. (2008). Metode Instrumentasi Bioteknologi Farmasi. Makassar: Laboratorium Mikrobiologi Farmasi. Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin
Djide, M. N.; Sartini; Syahriadi K. (1997). Analisis Mikrobiologi Farmasi. Makassar: Laboratorium Mikrobiologi Farmasi. Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin
Engelkirk, G. P. & Burton G. R. W. (2004). Burton’s Microbiology for The Health Science 8th Edition. Philadephia: Lippincott Williams dan Wilkins
Faliatra (2002). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu Macan dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan. Jurnal Natural Indonesia
Fardiaz, S.( 1988). Fisiologi Fermentasi. Bogor: IPB
Gandjar, I.; Sjamsurizal W.; Rosheroe; Oetari A. (2006). Mikrobiologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Ganiswarna & Gunawan S. (1995). Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: Gaya Baru
Garrity, G. M.; Bell J. A.; Timoty G. L. (2004). Taxonomic Outline of The Procaryotes: Bergey’s Manual of Systemic Bacterology 2nd ed. New York. Release 5,0 Spring-Verlag, p. 46
Hermawati, L. (2016). Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Paku Kepala Tupai (Drynaria quercifolia (L.) J. Smith) terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Syarif Hidayatullah
Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume II. Terjemahan: Badan Litbang Kehutanan. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya.
Indrawati, I. (2016). Sensitivity of Pathogenic Bacteria to Red Fruit (Pandanus conoideus Lamk.). Bandung: Universitas Padjajaran
Kumalasari, E. & Nanik S. (2011). Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Batang Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) terhadap Candida albicans serta Skrining Fitokimia. Jurnal Ilmiah Kefarmasian
Liu, C.; Xin W. Z.; Lu H. T.; Tan R. X. (2001). Antifungal Activity or Artemisia Annua Endophyte Cultures Against Phytopatogenic Fungi. The Journal of Biotechnology 88: 277-282
Peterson, L. R. (2005). Squeezing The Antibiotic Balloon: The Impact of Antimicrobial Classes On Emerging Resistence. Evanston Northwestern Healthcare, Jurnal The Feinberg School of Medicine at North Western University: USA
Prihatiningsih, W. (2008). Mikroba Endofit, Sumber Penghasil Antibiotik yang Potensial. Yogyakarta: Fakultas Farmasi
Radji, M. (2005). Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan Obat Herbal. Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi. Vol II. Departemen Farmasi. FMIPA-UI. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. 2, No. 3
Radji, M. (2008). Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan Obat Herbal. Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi. Jakarta: Universitas Indonesia
Radji, M. (2011). Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Jakarta: EGC
Rante, H.; Wahyono; Yosi B. M.; Gemini A. (2010). Purifikasi dan Karakterisasi Senyawa Anti-Bakteri dari Actinomycetes Asosiasi Spons terhadap Bakteri Patogen Resisten. Majalah Farmasi Indonesia
Sarungallo, Z. L.; Murtiningrum; Santoso B.; Roreng M. K.; Latumahina R. M. M. (2019). Nutrient Content of Three Clones of Red Fruit (Pandanus conoideus Lamk.). During the Maturity Development. IFRJ 23(3)
Setiawan, M. A.; Hasnawati; Sernita; Sulistia L. (2016). Uji Daya Hambat Antibakteri Fungi Endofit Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Sains Farmasi & Klinik. IAI Sumatera Barat
Shulman, S. T.; Phair J. P.; Sommer H. M. (1994). Dasar dan Biologi Klinis Penyakit Infeksi Edisi IV. Yogyakarta: UGM Press
Stainer, R. Y. (1982). Dunia Mikrobiologi I. Bharata Karya Aksara. Jakarta
Stone, B. C. (1997). The Genus Pandanus parkinson on Halmahera Island. Dalam: Verheij, E. W. M. & Corenel R. E (Editor). Proses Sumber Daya Nabati Asia Tenggara
Strobel, G. & Bryn D. (2003). Bioprospecting for Microbial Endophytes and Their Natural Products.Microbiology and Molecular Biology Review 67(4): 491-502
Utami, E. R. (2012). Antibiotika, Resistensi dan Rasionalitas Terapi. Jurnal Sains. 1: 124-138
Worang, R. L. (2003). Fungi Endofit sebagai Penghasil Antibiotika. Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702). Bogor: Program Pascasarjana/S3 Institusi Pertania Bogor